“Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin: Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.” (Al-Ahzab: 59)
Ayat
di atas merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada kaum Hawa. Paras
yang rupawan dan penampilan yang dapat menimbulkan ketertarikan merupakan sunnatullah
yang ada pada diri kaum hawa tersebut. Keindahan yang Allah berikan secara
khusus kepada wanita ini dapat menimbulkan fitnah apabila diletakkan di tempat
yang salah.
Satu
persoalan yang dianggap sebagai symbol dari penindasan bagi wanita adalah
wajibnya berjilbab. Seorang Professor dari universitas Yeshiva, Dr. Menachem M.
Brayer, mengatakan baju bagi wanita
Yahudi saat bepergian keluar rumah yaitu mengenakan penutup kepala dan
terkadang mereka mengenakannya hingga tertutup sebelah matanya. Beliau mengutip
pernyataan beberapa pendeta Yahudi "Bukanlah layaknya anak-anak
perempuan Israel yang berjalan keluar tanpa penutup kepala".
Dr.
Brayer juga mengatakan bahwa jilbab bagi wanita Yahudi bukanlah selalu dianggap
sebagai simbol dari kesopanan. Tapi terkadang, jilbab justru menyimbolkan lambang
dari status kemewahan wanita tersebut. Jilbab atau tudung kepala menandakan
martabat dan keagungan seorang wanita bangsawan Yahudi. Jilbab juga diartikan
sebagai penjagaan terhadap hak milik suami. Beberapa wanita Yahudi lebih sering
menggantikan penutup kepala mereka dengan rambut palsu. Dewasa ini,
wanita-wanita Yahudi yang saleh tidak pernah memakai penutup kepala kecuali
bila mereka mengunjungi sinagong.
Berbeda
dengan Islam. Al Qur'an telah jelas memerintahkan wanita beriman agar
memanjangkan penutup kepalanya sampai menutupi leher dan dadanya.
Jadi,
tujuan utama jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah sebagai perlindungan. Selain
itu jilbab adalah sebagai identitas antara muslim dan non muslim. Tetapi jilbab
di dalam Islam berbeda dengan tradisi Yahudi yang mana jilbab (penutup kepala)
merupakan tanda keagungan dan pembeda dari perempuan bangsawan. Jilbab di dalam
Islam hanya sebagai tanda kesederhanaan dengan tujuan melindungi perempuan. Al
Qur'an sangat memperhatikan perempuan dengan menjaga tubuh dan kehormatan
mereka atas pernyataan laki-laki yang berani menuduh ketidaksucian seorang
perempuan.
Sangat
jelas bahwasanya adanya syari’at Islam tentang jilbab sangat memberikan
keistimewaan bagi kaum wanita. Berbeda halnya dengan orang yahudi yang
membedakan antara pemakaian jilbab (penutup kepala) yang hanya sebagai lambang
kehormatan bagi wanita yang memakainya. Bahkan untuk menggantikan penutup
kepala tersebut mereka menggunakan rambut palsu.