Museum Aya Sofia, itulah namanya sekarang. Sejarah mengatakan bahwa sebelum menjadi museum, bangunan ini adalah sebuah masjid, yang ternyata sebelum menjadi masjid, ia adalah gereja yang bernama Hagia Sophia yang dibangun pada masa Kaisar Justinianus (penguasa Bizantium)tahun 558 M. Arsitek Gereja Hagia Sophia ini adalah Anthemios dari Tralles dan Isidorus dari Miletus.
Bangunan gereja ini sempat hancur beberapa kali karena gempa, kemudian dibangun lagi. Pada 7 Mei 558 M, di masa Kaisar Justinianus, kubah sebelah timur runtuh terkena gempa. Pada 26 Oktober 986 M, pada masa pemerintahan Kaisar Basil II (958-1025), kembali terkena gempa. Akhirnya, renovasi besar-besaran pada awal abad ke-14.
Pada 27 Mei 1453, Konstantinopel takluk oleh tentara Islam di bawah pimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih. Saat berhasil menaklukkan kota besar Nasrani itu, Al-Fatih turun dari kudanya dan melakukan sujud syukur. Kemudian ia pergi menuju Gereja Hagia Sophia. Pada saat itu juga, bangunan gereja Hagia Sophia diubah fungsinya menjadi masjid yang diberi nama Aya Sofia. Pada hari Jumatnya, atau tiga hari setelah penaklukan, Aya Sofia langsung digunakan untuk shalat Jumat berjamaah.
Selama masa kekhalifahan Turki Usmani, beberapa renovasi dan perubahan dilakukan agar sesuai dengan corak dan gaya bangunan masjid.Ketika Gereja Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi masjid pada 1453, bentuk arsitekturnya tidak dibongkar. Kubah Hagia Sophia yang menjulang ke atas tetap dibiarkan, tetapi penampilan bentuk luar bangunannya dilengkapi dengan empat buah menara. Empat menara ini, antara lain, dibangun pada masa Al-Fatih, yakni sebuah menara di bagian selatan. Pada masa Sultan Salim II, dibangun lagi sebuah menara di bagian timur laut. Dan pada masa Sultan Murad III, dibangun dua buah menara.
Pada masa Sultan Murad III, pembagian ruangnya disempurnakan dengan mengubah bagian-bagian masjid yang masih bercirikan gereja. Termasuk, mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit dan menutupi hiasan-hiasan asli yang semula ada di dalam Gereja Hagia Sophia dengan tulisan kaligrafi Arab. Selama hampir 500 tahun bangunan bekas Gereja Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid.
Pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk di tahun 1937, ia melarang penggunaan bangunan Masjid Aya Sofia untuk shalat, dan mengganti fungsi masjid menjadi museum.Beberapa desain dan corak bangunan yang bercirikan Islam diubah lagi menjadi gereja.
Sejak difungsikan sebagai museum, para pengunjung bisa menyaksikan budaya Kristen dan Islam bercampur menghiasi dinding dan pilar pada bangunan Aya Sofia. Bagian di langit-langit ruangan di lantai dua yang bercat kaligrafi dikelupas hingga mozaik berupa lukisan-lukisan sakral Kristen peninggalan masa Gereja Hagia Sophia kembali terlihat. Sementara peninggalan Masjid Aya Sofia yang menghiasi dinding dan pilar di ruangan lainnya tetap dipertahankan.
Salah satu masjid yang gaya arsitekturnya banyak ditiru oleh para arsitek Muslim dalam membangun masjid di berbagai wilayah kekuasaan Islam adalah Masjid Aya Sofia di Istanbul, Turki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar